Senin, 11 Juni 2012

SURAT AL-QADR (MALAM KEMULIAAN)

( Membaca dan Memahami Surat Al-Qadr )


Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang

1.Sesungguhnya, Kami telah menurunkan (AL-Qur’an) pada malam qadar.
 
2.Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
 
3.Malam kemuliaan itu lebih aik dari seribu bulan.
 
4.Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Allah untuk mengatur semua urusan.
 
5.Sejateralah (malam itu) sampai terbit fajar.

Keutamaan Malam Al-Qadr (Malam Kemuliaan)

Allah swt mengatakan bahwa Allah mengirimkan Qur’aan selama Malam Lailatul Qadr, dan itu adalah malam yang diberkahi seperti firman Allah:   Sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi… (Q.S. Ad-Dukhan:3)

Ini adalah Malam Lailatul Qadr dan malam ini terjadi pada bulan Ramadhan. Allah swt berfirman :  Bulan ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an … (Al-Baqarah 185)

Ibn Abbas dan yang lainnya mengatakan: “Allah swt menurunkan Al-Qur’an dalam satu waktu dari Preserved Tablet (Al-Lawh Al-Mahfuz) hingga the House of Might (Baytul-Izzah), yang merupakan surga dunia. Lalu kemudian diturunkan sebagian-sebagian kepada utusan Allah swt, Rasulullah saw berdasarkan kejadian yang berlangsung selama masa dua puluh tiga tahun.

Imam Ahmad mencatat bahwa Abu Hurairah berkata : “Ketika datang bulan Ramadhan maka Nabi Muhammad saw berkata:
“Sesungguhnya bulan Ramadhan telah datang kepadamu. Ini adalah bulan yang diberkahi, dimana Alla swt mewajibkan atas kamu brepuasa. Selama bulan ini pintu surga akan dibuka, pintu neraka akan ditutup dan setan akan dibelenggu. Di dalamnya ada malam yang lebih baik dari pada malam seribu bulan. Barangsiapa melewatkannya, maka ia benar-benar celaka.”  [Ahmad 2:230. Ada saksi yang menguatkan hadis ini : Hadis Anas bin Malik di dalam buku Sunan] An Nasai mencatat hadis yang sama [An-Nasai 4:129]

Selain kenyataan bahwa ibadah selama Malam Lailatul Qadr adalah sama dengan beribadah selama seribu bulan, ini juga dinyatakan dalam dua hadis sahih dari Abu Huraitah bahwa Rasulullah saw berkata,  “Barangsiapa yang berdiri (untuk sholat) selama Malam Lailatul Qadr dengan keyakinan dan mengharapkan pahala (dari Allah swt), maka ia akan diberi ampunan atas dosa-dosanya. [Fath Al-Bari 4:294, dan Muslin 1:253]

Turunnya Para Malaikat dan Ketetapan Untuk Setiap Ibadah Selama Malam Lailatul Qadr

Allah berfirman, Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Allah untuk mengatur semua urusan Artinya, para malaikat turun dengan melimpah selama Malam Lailatul Qadr sebagai hak atas rahmatnya yang berlimpah. Para malaikat turun dengan membawa rahmat dan ampunan, seperti saat mereka turun ketika Al Qu’an diwahyukan, mereka berkeliling dalam lingkaran untuk berdzikir (mengingat Allah SWT) dan mereka merendahkan sayap-sayap mereka sebagai penghormatan yang tulusa kepada murid pengetahuan.

Sebagai referensi Ar-Ruh, dikatakan bahwa ini berarti malaikat JIbril, kata-kata dalam ayat ini adalah metode untuk menambahkan nama dari objek yang berbeda (dalam hal ini Jibril) yang terpisah dari kelompok umum (dalam hal ini para malaikat).  Merujuk pada keterangan Allah, dengan semua urusan.


Allah SWT berfirman :Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah. Lalu Allah SWT berkata, Sejateralah (malam itu) sampai terbit fajar. “Para malaikat memberi salam sejahtera selama Malam lailatul Qadr kepada orang-orang yang berdiam di mesjid sampai terbitnya fajr (subuh).”

Mencari Malam Kemuliaan dan Tanda-tandanya
Malam Lailatul Qadr datang selama sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan). Barangsiapa yang berdiri untuk mengerjakan sholat malam untuk mencari pahala, maka Allah SWT akan mengampuni dosa-dosanya yang dahulu dan yang akan datang. Malam Lalilatul Qadr etrjadi pada malam ganjil : malam ke dua puluh satu atau malam ke dua tujuh, malam kedua puluh lima, atau malam terakhir dari bulan Ramadhan.

Rasulullah saw juga mengatakan,
“Sesungguhnya, tanda-tanda Malam Lailatul Qadr adalah malam yang jernih dan bersinar seperti saat bulan terang, tranquil, tenang menyinari malam itu. Tidak terlalu dingin, juga tidak terlalu panas dan tidak ada satu bintang yang muncul sampai pagi. Tanda-tanda ini diikuti dengan terbitnya matahari dengan sinar yang lembut seperti saat bulan purnama. Setan tidak diijinkan untuk keluar (bersama matahari) pada malam itu.” [Ahmad 5:324. Riwayat Murshal]


Telah disebutkan bahwa Abu sa’id Al-Khudri mengatakan, “Rasulullah saw melakukan Itikaf selama sepuluh haru terakhir di bulan ramadhan dan kami juga beritikaf dengan Beliau. Kemudian Jibril mendatanginya, dan berkata, “Apa yang engkau cari sesungguhnya ada di hadapanmu.” Sehingga Rasulullah saw melakukan Itikaf selama pertengahan sepuluh hari terakhir Ramadhan dan kami ikut beritikaf dengan Beliau. Kemudian datang JIbril dan berkata, “ Apa yang engkau cari sesungguhnya telah dekat denganmu.’ Sehingga Rasulullah saw berdiri dan memberi khutbah di hari keduapuluh dan Beliau mengatakan,
 
“Barangsiapa yang melakukan Itikaf denganku, kembalilah (untuk beritikaf lagi), karena sesungguhnya aku telah melihat Malam Lailatul Qadr, dan dikarenakan aku melupakannya, dan betul bahwa itu terjadi selama sepuluh malam terakhir. Selama malam ganjil dan aku melihat diriku sendiri seperti sujud diantara lumpur dan air.”

Pada saat itu atap mesjid terbuat dari daun kurma yang kering dan kami tidak melihat sesuatu di langit (semisal awan). Tetapi seketika itu datang segumpal awan biru dan kemusian turunlah hujan. Kemudian Rasulullah saw memimpin kami untuk sholat sampai kami melihat jejak dari lumpur dan air di hadapan Rasulullah saw, seperti mimpinya.

Dalam riwayat lain ditambahkan bahwa ini terjadi pada pagi malam ke dua puluh satu (artinya di keesokan harinya). Keduanya mencatat (Al-Bukhari dan Muslim) dalam dua hadis shaih. [fath Al Bari 2:329, 318, dan Muslim 2:824] . Ash-Shafii berkata, “Hadis ini adalah hadis paling otentik dari yang telah dilaporkan.”. Juga telah disebutkan bahwa pada malam ke dua puluh tiga dalam hadis riwayat Abdullah bin Unays dalam Sahih Muslim. [Muslim 2:827]

“Carilah di sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan. Di malam ke sepuluh masih terus berlangsung, di malam ketujuh masih terus berlamgsung, di malam kelia masih terus berlangsung.” [Fath al-Bari 4:306
Ini adalah akhir dari Tafsir Surat Lailatul Qadr dan segala puji dan rahmay hanya milik Allah SWT.

Sumber : Tafsir Ibn Katsir dengan sedikit pengurangan.

Rabu, 06 Juni 2012

Makharijul Huruf atau Tempat Keluar Huruf

Bagian I 



 Sebenarnya makharijul huruf adalah hal pertama yang harus dipelajari dalam pembelajaran membaca al-qur’an dengan baik dan benar. Di sini seharusnya kita belajar pada seorang guru untuk menguji bacaan kita apakah sudah benar atau belum hindari belajar mandiri agar tidak terjebak di dalam kesalahan-kesalahan. Tulisan ini dibuat hanya untuk membantu saja bukan menggantikan peran guru di dalam membaca qur’an.

Pengertian Makharijul Huruf

Kata makharijul huruf berasal dari bahasa Arab, yang terdiri dari dua kata, yaitu sebagai berikut :

1. Makharij  (مخارج)
Kata ini adalah jama’ dari kata makhraj  (مخرج) yang berarti tempat keluar

2. Al-Huruf ( الحروف)
Kata ini adalah jama’ dari al-harfu (الحرف)yang berarti huruf.

Jadi menurut bahasa yang dimaksud dengan makharijul huruf itu ialah tempat-tempat keluarnya huruf. 

Sedangkan menurut istilah dalam ilmu tajwid, yang dimaksud dengan makharijul huruf yaitu tempat-tempat atau letak keluarnya huruf-huruf hijaiyah ketika membunyikannya.

Sebagai seorang muslim, mempelajari ilmu tentang makharijul huruf ini sangatlah penting. Dengan mempelajari ilmu ini, akan dapat membunyikan huruf-huruf Arab dengan tepat sesuai dengan tempat keluarnya (makhraj-nya), sehingga dapat membaca al-Quran dengan fasih dan benar. Hal ini karena al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab.

Tempat bunyi suatu huruf itu keluar, dapat kita ketahui dengan cara mematikan atau mensukunkan huruf tersebut yang sebelumnya didahului dengan huruf hidup.Contoh : untuk mengetahui makhraj  “kaf ( ك )”, maka huruf “kaf” tersebut disukun / dimatikan dengan didahului huruf hidup.

MAKHARIJUL HURUF
Sebelum pembahasan makharijul huruf, terlebih dahulu perlu diketahui cara mengenal makhraj tiap-tiap huruf dalam praktek, yaitu :

1. Memahami posisi organ-organ mulut, mulai dari perut bibir bagian luar terus ke bagian dalam mulut sampai tenggorokan paling bawah, dengan pemahaman yang baik dan benar.

2. Memahami makhraj huruf secara teori sesuai kaidah yang berlaku dalam Ilmu Tajwid.

3. Huruf yang ingin diketahui makhrajnya terlebih dahulu dimatikan atau ditasydidkan, lalu huruf sebelumnya diberi huruf hidup dengan harakat yang manapun, kemudian diucapkan dan diperhatikan dengan cermat, dimana suara itu putus, maka disitulah makhrajnya.

4. Mempelajari makharijul huruf  hendaknya dilaksanakan dalam bentuk teori dan praktek bagi tiap-tiap huruf, sehingga huruf itu betul-betul berada pada posisi makhraj yang benar. 

Bersambung pada bagian II....



Senin, 04 Juni 2012

Surat az-Zalzalah


Tafsir Surat Al-Zalzalah


KirimPrint
Surat ini Madaniyyah dan terdiri dari 8 ayat. Di dalamnya Allah menegaskan bahwa kebaikan, apapun adanya, Allah akan membalas pelakunya. Dan kejahatan, apapun adanya, pelakunya juga akan dibalas. Semua itu terjadi pada hari Kiamat.


 

  1. Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan (yang dahsyat),
  2. Dan bumi Telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,
  3. Dan manusia bertanya: “Mengapa bumi (menjadi begini)?”,
  4. Pada hari itu bumi menceritakan beritanya,
  5. Karena Sesungguhnya Tuhanmu Telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.
  6. Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka,
  7. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
  8. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.

Makna Mufradat:

Arti
Mufradat
1. Keguncangan yang sangat kuat.
  Zulzilat
2. Jamak dari Tsiqal yang makna 
    dasarnya perhiasan rumah. Yang 
    dimaksudkan di sini adalah semua 
    yang di alam kubur.
  Ats-qoolahaa
3. Maksudnya, keluar dari kubur 
    mereka.
  Yashduru 
   Annaasu
4. Berpisah. Sekelompok di surga dan 
    kelompok lain di Sa’ir.
  Asytaatan
5. Sesuatu yang terlihat melalui cahaya
    matahari yang masuk melalui celah  
    jendela.
  Mitsqoola 
  Dzarrotin
 

Syarah:

Apabila Allah hendak menyudahi dunia ini dan memulai Kiamat, Allah memerintahkan bumi dan ia pun terguncang dengan sangat keras, tidak seperti biasanya. Semua yang tersimpan di dalamnya keluar; api, air, tambang, dan sisa-sisa bangkai. Saat itu, orang yang menyaksikannya berkata, “Apa ini?” Maksudnya, apa yang terjadi dengan bumi ini. Ini tidak seperti biasanya dan tidak diketahui sebabnya. 

Pada saat itu bumi menceritakan, berbicara dengan kejadian itu dan bukan dengan kata-kata. Sebagaimana yang dikatakan Al-Allamah At-Thabari dalam tafsirnya, “Ia melaksanakan perintah. Apa yang terjadi di muka bumi dan tidak biasa terjadi disebabkan karena Tuhanmu menitahkan kepadanya. 

Perintah-Nya yang sampai kepada bumi. Perintah semacam itu merupakan perintah kejadian. Semua yang terjadi di alam semesta ini akibat dari perintah kejadian yang datang dari Allah. Hanya saja ada peristiwa yang terjadi tanpa sebab lahiriah maka ia dinisbatkan kepada perintah kejadian, sedangkan yang terjadi akibat perkara biasa ia tidak dinisbatkan kepadanya, walaupun sejatinya ia juga bersumber dari Allah.

Pada hari itu manusia dikeluarkan dari perut bumi, mereka berbeda-beda, masing-masing sesuai dengan amal perbuatannya untuk melihat akibat perbuatan mereka. Barangsiapa melakukan perbuatan baik sebesar dzarrah akan dibalas dan barangsiapa melakukan perbuatan buruk sebesar dzarrah pun akan dibalas.
Allah SWT berfirman,

“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, Maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun. Dan jika (amalan itu) Hanya seberat biji sawi pun pasti kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah kami sebagai pembuat perhitungan.” (QS. Al-Anbiya’: 47).

At-Tirmidzi meriwayatkan dari 'Abdullah bin 'Amr dia berkata: "Ada seseorang yang datang kepada Rasulullah  seraya berkata,
'Bacakanlah untukku, wahai Rasulullah.' Beliau bersabda kepadanya, 'Bacalah tiga kali dari surat-surat yang memiliki ar-raa.' 

Kemudian orang itu berkata kepada beliau, 'Usiaku sudah lanjut, hatiku pun semakin mengeras dan lidahku sudah kaku.' Beliau bersabda, 'Bacalah dari surat-surat yang memiliki haa miim.' Kemudian orang itu mengucapkan ungkapan yang sama dengan yang pertama. Beliau bersabda, 'Bacalah tiga kali dari surat-surat yang memiliki kata tasbih’. Orang itu tetap mengatakan seperti ungkapannya yang pertama. 

Kemudian orang itu berkata, 'Tetapi bacakanlah untukku, wahai Rasulullah, satu surat yang mencakup.’ Kemudian beliau membacakan untuknya: 'Apabila bumi digoncangkan dengan goncangannya,' sehingga ketika beliau selesai membaca surat itu, orang tersebut berkata, 'Demi Rabb yang mengutusmu dengan kebenaran sebagai seorang Nabi, aku tidak akan memberi tambahan padanya untuk selamanya.' Kemudian orang itu pun berbalik, lalu Rasulullah bersabda, 'Beruntunglah orang itu, beruntunglah orang itu.'"

Kemudian dia mengatakan: "Lalu orang itu mendatangi beliau, maka beliau berkata kepadanya: 'Aku diperintahkan pada hari raya 'Idul Adh-ha untuk menjadikannya sebagai hari raya untuk ummat ini.'" Lalu orang itu berkata kepada beliau, "Bagaimana pendapatmu jika aku tidak mendapati kecuali hanya domba betina, apakah aku boleh berkurban dengannya?" Beliau menjawab, "Tetapi hendaklah engkau memotong rambutmu, memotong kukumu, mencukur kumismu, dan mencukur bulu kemaluanmu. Yang demikian itu merupakan kesempurnaan kurbanmu di sisi Allah Dan diriwayatkan oleh Abu Dawud dan an-Nasa-i.
Surat ini merupakan surat targhib dan tarhib.

 Kandungan Surat Al-Zalzalah :

Surat Az-Zalzalah adalah surat nomor 99, surat ini terdiri dari 8 ayat termasuk golongan surat-surat Madaniyah, diturunkan di Madinah sesudah surat Al- Nisa. Nama “Az-Zalzalah “ diambil dari kata “ Zilzal “ yang terdapat pada ayat pertama surat ini yang berarti goncangan.

Pokok-pokok isi surat Az-Zalzalah adalah tentang Kegoncangan bumi yang amat hebat pada hari kiamat, kebingungan manusia ketika itu dan manusia pada hari kiamat akan dikumpulkan untuk dihisab segala amal perbuatan mereka.  Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun niscaya ia akan melihat  (balasan)nya. Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah-pun, niscaya dia akan melihat    ( balasannya) pula.